Thursday, 15 December 2011


Konsep Maqamat menurut Najmu al Din Amin al Kurdi
Maqamat adalah tingkatan yang harus dilalui oleh seorang sufi dalam rangka menuju Ma’rifatullah (mengenal Allah), yang sifatnya permanen atau tetap. Tingkatan-tingkatan itu menurut  Najmu al Din Amin al Kurdi dalam kitab Tanwir al-Qulub fi Mu’amalah ‘Allami al-Ghuyub adalah taubah, zuhud, tawakkal, ikhlas, mahabah, syauqserta  wajdu.
1.      Taubah berarti kembali ke jalan yang diridhoi Allah, hukumnya wajib terutama bagi mereka yang mempunyai dosa baik kepada Allah maupun sesama. Caranya dengan memohon ampun, berjanji tidak akan mengulangi lagi dan menyesali semua kesalahan yang telah dilakukan. Taubah dibagi menjada tiga tingkatan :
a.       Ta’ib, didorong oleh rasa takut akan siksanya,
b.      Munib, rasa menyesal karena malu kepada Allah,
c.       Awwab, kerena sikat pengagungan kepada Allah.
2.      Zuhud, tidak senang terhadap hal-hal duniawi dan tidak memburunya, tetapi lebih mementingkan sesuatu yang baik menurut pandangan Allah. Ini sesuai dengan firman Allah dalam surat al Hadid:23 :ang artinya : (kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. dan Allah tidak menyukai Setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri,
Yang dimaksud dengan terlalu gembira: ialah gembira yang melampaui batas yang menyebabkan kesombongan, ketakaburan dan lupa kepada Allah.
3.      Tawakkal, senantiasa berdo’a dan berusaha secara maksimal. Ada dua tingkatan tawakkal:
a.       Taslim ialah merasakan bahwa ilmu Allah telah cukup terhadap kondisinya.
b.      Tafwidl ialah rela terhadap hukum dan keputusan-Nya.
4.      Ikhlas, hal ini harus dilakukan supaya ibadah seseorang tidak terjerumus kedalam hal-hal jelek seperti riya’ (pamer), ujub (bangga diri), sum’ah k(ingin didengar).
5.      Mahabah, rasa cinta kepada Allah SWT yang mengalahkan cinta kepada selain-Nya. Sehingga segala sesuatu yang dilakukan seseorang itu berdasarkan sinta kepada-Nya, bukan yang lain. Menurut Amin Kurdi cinta dibagi tiga tingkatan yakni cinta orang pada umumnya karena menginginkan kebaikan-Nya. Cinta yang khawas (istimewa) cinta yang murni tidak tercampur oleh suatu apapun. Kemudian cinta orang khawas al-khawas (sangat istimewa) yang sudah mengarah kepada rasa rindu (isyq) kepada-Nya.
6.      Al Syauq, yaitu kuatnya dorongan hati untuk bertemu dan menyaksikan yang dikasih (Allah).
7.      Al Wajdu, yaitu tingkat dimana seseorang sudah merasa dititik paling dekat dengan Allah akibat terbuka zat dan cahaya-Nya.


Refrensi:
Tasawuf Konstektual, Prof. Dr. Amin Syukur, M.A., Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2003.

No comments:

Post a Comment